Suara.com - Ketua Umum Partai Ummat Amien Rais tak terima dengan keputusan Komisi Pemilihan UMUM (KPU) karena partainya tak lolos Pemilu 2024, sampai akan menggugat ke Bawaslu.
Sikap Amien Rais ini pun tak luput dari sejumlah pihak, salah satunya pegiat media sosial Mazdjo Pray.
Menurut Mazdjo, perilaku Amien Rais tersebut begitu berlebihan dan tak menunjukkan sikap ikhlas. Mazdjo juga menilai bahwa Amien Rais seperti bebek lumpuh sedari lama.
“Amien Rais ngamuk, marah, mau nuntut sana sini, nggak ikhlas, nggak legowo. Apa nggak tahu kalau udah lama Amien Rais itu ibarat udah jadi politisi bebek lumpuh?” kata Mazdjo dikutip dari Wartaekonomi -- jaringan Suara.com, Jumat (16/12/22).
Baca Juga: Partai Ummat Laporkan KPU ke Bawaslu
Sebagai informasi, dalam politik sendiri istilah bebek lumpuh (bahasa Inggris: Lame duck) atau politikus yang segera pergi (bahasa Inggris: Outgoing politician) adalah seorang pejabat terpilih yang penerusnya telah terpilih atau akan menggantikannya.
Ia juga menambahkan bahwa mau apapun yang Amies Rais teriakkan, publik sudah tak akan ada lagi yang percaya.
Amien Rais juga dianggap hanya unggul ketika dia menghina Presiden Jokowi.
“Ya mau teriak apa saja publik udah nggak percaya, paling segelintir orang aja yang senang lihat dia itu marah-marah dan biasanya paling top ya cuma ngata-ngatain Pak Jokowi,” tuturnya.
Mazdjo lalu menyinggung Amien Rais yang seolah-olah menjadi partai satu-satunya yang tak lolos verifikasi Pemilu 2024, padahal ada banyak partai lain yang juga gagal.
Baca Juga: Partai Ummat Layangkan Gugatan ke Bawaslu, Bawa 6 Ribu Bukti
“Ia mengira kalau yang nggak lolos itu cuma Partai Ummat, padahal partainya bukan satu-satunya yang gagal verifikasi. Ada banyak partai yang gagal karena memang tidak bisa memenuhi syarat yang sudah disepakati. Ya kalau mau ikut main ya kudu taat sama syarat,” tambahnya.
Selanjutnya, Mazdjo menjelaskan bahwa sebenarnya ada total 43 partai nasional yang memiliki akun sistem informasi partai politik alias sipol.
Dari 43 itu, sebanyak 40 di antaranya sudah mendaftarkan partai mereka untuk Pemilu 2024 dalam periode waktu bulan Agustus kemarin.
“Buat partai yang dokumennya dinyatakan sudah lengkap maka bisa lanjut ke tahap verifikasi sementara yang tidak lengkap maka tidak bisa melanjutkan ke tahapan dan otomatis gagal menjadi peserta Pemilu," terang Mazdjo.
“Nah beberapa partai yang gagal ikut pemilu nih selain partai umat ada tuh partai Negeri daulat Indonesia atau punyanya Farhat Abbas,” sambungnya.
Mazdjo menyebutkan bahwa ada Partai Karya Republik milik cucu Soeharto, bernama Ari Sigit. Adapula Partai Pemersatu Bangsa milik Eggy Sudjana dan Partai Pelita milik Din Syamsudin.